Hwasa MAMAMOO membiarkan warna aslinya bersinar dalam pemotretan dengan majalah W Korea!
Hasil pemotretan dan wawancara dirilis di bulan Februari dan menampilkan dirinya sebagai seorang artis dan individu.
Membagikan kisahnya menjadi tiga bagian, Hwasa memulai dengan membicarakan tentang masa kecilnya. Ia berkata, “Daerah tempatku tinggal saat kecil punya banyak sekali gang. Kami semua saling mengenal. Kalau mengingatnya kembali, aku langsung teringat ‘Reply 1988’. Biasanya aku akan memakai riasan wajah ibuku dan berjalan-jalan dengan memakai hanbok (pakaian tradisional Korea). Mungkin karena dulu keluargaku miskin, tapi aku menyukai barang-barang yang mewah.” Ia melanjutkan, “Ada bagian dari diriku yang malu-malu, tapi aku masih yakin dengan apa yang ingin aku lakukan dan bersemangat. Biasanya aku bolos TK dan sedikit merepotkan ibuku.” Mengenai saudara-saudaranya, ia berkata, “Aku punya dua kakak perempuan. Mereka selisih satu tahun dan yang kecil empat tahun lebih tua dariku. Aku yang paling muda dan selalu melakukan apa yang aku ingin, jadi kakak-kakakku biasanya membiarkanku sendiri saat mereka bermain. Setiap kali mereka melakukannya, aku tidak sedih dan melaporkannya kepada ayahku. Setiap kali kami bertemu, kami selalu membahas masa-masa itu. Bahkan baru-baru ini, kami tertawa saat membahas masa kecil.”
Hwasa kemudian menjelaskan bahwa karena orang tuanya sibuk bekerja, ia kemudian mencoba banyak hal agar mendapatkan kasih sayang dan pujian. Ia berkata, “Keinginanku adalah menunjukkan kepada orang tua sisi baik diriku dan mendapatkan pujian adalah awal dari diriku mulai menujukkan diri. Saat mendengar, ‘Kau bagus sekali,’ aku mulai merasakan keseruan. Bahkan saat di rumah, biasanya aku tampil sendiri. Biasanya aku menyanyi, menari di depan cermin, menirukan seseorang, dan menirukan dialog dari film.”
Sang artis kemudian membagi bahwa mimpinya untuk menjadi penyanyi muncul saat duduk di bangku SMP dan SMA. Ia mengakui semua kritik dan kegagalan yang ia rasakan kemudian terbukti menjadi faktor spesial dan memotivasi. Selanjutnya, ia berkata, “Setiap kali seseorang menilaiku, aku akan jadi gila. Aku akan berpikir, ‘Aku akan membuktikan kalau kau salah.’ Kalau aku merasa seperti diabaikan, itu membuatku lebih kuat.”
Hwasa juga terinspirasi oleh Beyoncé. Saat ia mendengar seseorang berkata, “Kau unik dan pandai bernyanyi tapi kau gendut dan tidak cantik,” ia kemudian pulang dan menonton video Beyoncé sepanjang malam. Salah satu video yang ia saksikan adalah video yang ia beri penghormatan dalam “Hwasa Show” di konser MAMAMOO di tahun 2019.
Dalam bagian kedua kisahnya, Hwasa membahas hidupnya sebagai seorang penyanyi. Ia buka-bukaan tentang bagaimana meninggalnya sang paman memberikan dampak besar baginya sebagai seorang artis dan bagaimana ia tampil di atas panggung. Ia menjelaskan, “Dia sangat berarti bagiku. Itu adalah pengalaman pertamaku kehilangan seseorang yang spesial. Aku tidak ingat bagaimana aku hidup saat itu. Sampai saat ini aku masih merasakan dampaknya. Sekarang waktu berlalu, alih-alih merasakan luka, aku merindukannya. Ketika aku suka berdandan dan tampil saat masih kecil, dia adalah satu-satunya orang yang menyemangatiku dan mendukungku. Saat aku pindah ke Seoul bersama temanku dan Wheein dari Jeonju dan merasakan banyak kesulitan, dia menjagaku.” Ia menambahkan, “Aku membawa ponsel dan dompetnya, yang ada di sisiku saat tidur. Aku menyesal dia mendengar ini, tapi aku pernah sekali menyalakan ponselnya. Ponsel itu penuh dengan lagu-laguku, guide yang aku rekam saat aku masih trainee, dan foto-fotoku.”
Hwasa menyebutkan bahwa panggung Mnet Asian Music Awards 2018 adalah puncak dari karier bermusiknha. Ia berkata bahwa itu adalah pengalaman paling mendebarkan seumur hidupnya, menjelaskan bahwa dirinya sudah merasa seperti menjalani momen terbaik dalam hidupnya bahkan sebelum tahu penampilan itu mendapatkan begitu banyak perhatian.
Mengenai kelemahannya, Hwasa berkomentar bahwa ia suka menari tapi tidak jago. Karena ia sering merasa frustrasi dengan diri sendiri, ia bekerja keras untuk berlatih. Ia juga berkomentar bahwa lagu solonya “Maria” merupakan representasi terbaik dirinya. Ia berkata, “Rasanya seperti mengosongkan diriku. Liriknya, bersama dengan semua aspek dalam ‘Maria’, merupakan elemen yang sudah aku pikirkan sejak lama, jadi lagu itu mampu menggambarkan diriku dengan baik.”
Sang artis juga membahas makna musik baginya. Ia menjelaskan, “Aku bisa bilang musik adalah ‘napas’. Rasanya seperti bernapas. Semua keseharianku, setiap langkahku, adalah musik dan terkoneksi dengan musik. Kalau aku tidak punya musik, mungkin aku merasa frustrasi karena tidak bisa bernapas dan mati.”
Di bagian terakhirnya, Hwasa buka-bukaan tentang beragam detail. Ia berkata, “Kalau kau mengambil semua kemasan dan marketing yang bagus, apa yang tersisa dariku? Aku hanya seperti tetangga yang pengangguran. Biasanya aku tidak berdandan. Aku pikir, ‘Kalau aku nyaman, ya sudah itu keren.’ Aku juga mudah kesepian tapi juga punya banyak cinta.” Ia menambahkan, “Sebelumnya, aku berpikir bahwa aku mengekspresikan kesulitan adalah hal yang tidak profesional, jadi aku menahannya. Belakangan ini, aku membagi kesulitanku dengan orang-orang terdekatku. Itu sehat, tapi kenapa dulu aku tidak bisa?”
Menutup wawancara, Hwasa membagi, “Topik utama yang membuatku fokus belakangan ini adalah ‘kedamaian’. Akhir-akhir ini aku beristirahat, dan menyadari bahwa aku tidak tahu caranya istirahat. Sepertinya aku lupa caranya.” Ia juga menyatakan, “Hanya dengan menjalani setiap momen dengan tulus, sepertinya itulah pelajaran yang tetap bersama denganku.” Ia tak lupa menyebutkan peran orang tua di hidupnya. Ia berkomentar, “Akhirnya, orang tua membesarkanku untuk bisa kuat. Tidak banyak dukungan yang mereka berikan kepadaku, dan yang bisa mereka berikan adalah cinta, jadi mereka bekerja keras untuk mencintaiku.”
Terakhir, Hwasa menyatakan, “Iya, ada yang membingungkan antara kesepian dan cinta dalam diriku, tapi aku adalah orang yang kuat. Jika tidak, mungkin aku tidak akan bertahan, kan?”