
Penyanyi PSY menyampaikan permintaan maaf setelah muncul tuduhan bahwa dirinya menerima resep obat psikotropika tanpa konsultasi langsung dengan dokter.Pada 27 Agustus, dilaporkan bahwa Kepolisian Seodaemun, Seoul, menetapkan PSY serta seorang profesor rumah sakit universitas (disebut Profesor A) sebagai tersangka atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Layanan Medis. Profesor tersebut diduga meresepkan obat tidur untuk PSY, sementara manajer sang penyanyi yang mengambil obat tersebut atas namanya, sejak tahun 2022 hingga baru-baru ini. Polisi bahkan melakukan penggeledahan di rumah sakit terkait.
Obat yang dimaksud adalah Xanax dan Stilnox, obat psikotropika untuk menangani gangguan kecemasan serta insomnia yang memiliki risiko tinggi menyebabkan ketergantungan. Karena alasan tersebut, pemberian resep jarak jauh dilarang total sejak 2021, dan pasien diwajibkan mengambil obat secara langsung. Pengecualian hanya berlaku dalam kondisi terbatas, seperti pengambilan oleh keluarga atau perawat resmi.
Meskipun tidak ada resep dengan nama pihak ketiga, manajer PSY tetap mengambil obat atas nama sang penyanyi, sehingga memunculkan dugaan pelanggaran hukum.
Menanggapi laporan tersebut, pada 28 Agustus agensi PSY, P NATION, merilis pernyataan resmi:
“Tindakan meminta pihak ketiga untuk mengambil obat tidur yang hanya bisa ditebus dengan resep jelas merupakan sebuah kesalahan dan kelalaian. Kami memohon maaf.
PSY telah didiagnosis menderita gangguan tidur kronis dan selama ini mengonsumsi obat tidur sesuai resep tim medisnya. Penggunaan obat dilakukan di bawah pengawasan medis dan dalam dosis yang sesuai, tanpa adanya resep atas nama pihak ketiga.
Namun, dalam prosesnya memang terdapat beberapa kali di mana pihak ketiga mengambil obat tidur tersebut atas namanya, dan saat ini polisi sedang melakukan penyelidikan.
Sekali lagi kami memohon maaf karena menimbulkan kekhawatiran.”

