Hyeri Girl’s Day berpartisipasi dalam pemotretan dan wawancara untuk majalah GQ Korea.
Dalam wawancara tersebut, Hyeri berbagi beberapa pengamatan dan perubahan yang dia buat terkait gaya hidupnya.
“Aku melihat tulisan di suatu tempat yang mengatakan, ‘Hadiah terbaik yang bisa aku berikan untuk diriku sendiri adalah makanan yang aku buat sendiri’,” kenangnya. “Aku menyadari pada saat itu bahwa aku membutuhkan piring. Aku adalah tipe orang yang biasanya hanya memesan makanan dan memakannya begitu saja. Sekarang, aku mengatur makananku dengan baik dan mencoba untuk makan lebih baik.”
Hyeri juga berbicara tentang bagaimana dia menjadi lebih sadar akan lingkungan. “Aku bekerja keras untuk membuat langkah kecil menuju lebih ramah lingkungan. Aku membeli tisu yang terbuat dari karton susu, tisu basah biodegradable, sabun cuci piring, dan spons yang terbuat dari bahan alami. Aku juga mencoba menggunakan sedotan kaca bila memungkinkan,” jelasnya.
Tema bulanan GQ dalam edisi ini adalah keluarga, dan lebih khusus lagi motto keluarga. Hyeri berbagi bahwa meskipun keluarganya tidak memiliki moto tertentu, ibunya pernah mengatakan kepadanya, “Hidup dengan kejujuran.”
Hyeri kemudian merenungkan bagaimana dia menjalani moto itu saat di bangku sekolah dasar. Ketika harus menuliskan moto pribadinya, dia telah memilih, “Jalani hidup dengan mengakui hal-hal yang harus kau lakukan.”
Dia melanjutkan, “Aku masih ingat dengan jelas ketika aku mempresentasikannya. Aku berdiri di depan 40 teman sekelasku dan membacanya, dan aku dimarahi oleh guruku. Teman-teman sekelas memiliki moto seperti, ‘Belajar dengan giat,’ ‘Dengarkan orang tuamu,’ atau ‘Selalu lakukan yang terbaik.’ Ketika guru mendengar apa yang aku tulis, mereka bertanya apa artinya. Jadi aku berkata, ‘Kapan pun sesuatu terjadi, aku pikir penting untuk mengakuinya.’”
Pewawancara menantang Hyeri untuk membuat sesuatu yang tidak bisa dia akui dan Hyeri menanggapi dengan MBTI miliknya (Myers-Briggs Type Indicator).
“MBTI milikku adalah ESFJ. Ketika MBTI benar-benar populer, ada hal di mana teman-teman kalian bisa memeriksa kalimat tentang orang seperti apa kalian menurut mereka,” jelasnya. “Kebanyakan dari mereka mematokku sebagai ESTJ. Perbedaan antara F dan T besar, kan? F berarti kau bersimpati dengan temanmu ketika sesuatu terjadi, dan T berarti kau menawarkan solusi. Aku pasti F!”
Hyeri mengingat kembali salah satu kekhawatirannya dari tahun sebelumnya. “Aku memiliki batasan yang pasti antara pekerjaanku dan kehidupan pribadiku. Bahkan jika mereka adalah seseorang yang sangat aku sukai, jika mereka melakukan kesalahan terkait pekerjaan, aku berbicara dengan mereka secara langsung. Bahkan jika kita dekat, pekerjaan tetaplah pekerjaan,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, “Suatu kali, hal seperti ini terjadi. Ada seseorang yang sangat aku sukai, dan kami bekerja bersama. Belakangan, aku mengetahui bahwa mereka mengira aku tidak menyukai mereka, dan aku benar-benar terkejut. Aku mulai khawatir.
Apakah itu sikapku yang terus terang? Haruskah aku berbicara dengan mereka dengan lebih lembut? Apakah jujur itu salah? Apakah aku perlu mengubah siapa aku? Di akhir semua pertanyaan ini, aku menemukan jawabannya. Aku menyadari bahwa ketika kami terhubung selama kehidupan pribadi kami, aku harus mengungkapkan kasih sayangku kepada mereka sebanyak yang aku bisa.”
Hyeri mengungkapkan bahwa dia sering melihat komentar online. Ketika ditanya apakah mereka meninggalkan dampak negatif padanya, dia menjawab, “Sebenarnya, ada lebih banyak komentar baik daripada yang buruk, jadi tidak apa-apa. Ketika aku melihat sesuatu yang tidak masuk akal, aku hanya berkata pada diri sendiri, ‘Orang ini pasti tidak menyukaiku,’ dan move on. Tapi terkadang, ada komentar yang membuatku terpaku. Saat itulah aku melihat masalahku. Aku menerima itu sebagai salah satu aspek dari pekerjaanku.”
Di sisi lain, ketika siapa pun yang dikenal Hyeri menjadi sasaran komentar negatif, dia memberi tahu mereka, “Dengarkan orang yang paling kau cintai dan orang yang paling mencintaimu.”
Hyeri mengakhiri wawancara dengan menunjukkan tekadnya. “Saat aku berakting, tidak mungkin untuk selalu tulus. Itu sebabnya aku selalu melatih mentalitasku. Kami selalu nyata, dan itu tercermin di layar.”
Dia menyimpulkan, “Jika aku bahagia, aku hanya percaya bahwa semua orang juga akan merasakannya.”
source : soompi