Song Kang baru-baru ini membahas tentang pertumbuhan kariernya, kepribadian yang pendiam, pandangan yang berubah tentang menetapkan tujuan, dan banyak lagi di majalah GQ Korea!
Tentang dramanya yang saat ini sedang tayang, “Forecasting Love and Weather”, sang aktor membagi, “Aku sudah menghabiskan enam atau tujuh bulan ini dengan cuaca, dan itu sangat sulit. Aku kira kami hanya akan berkata, ‘Cuacanya cerah’ atau ‘Saat ini hujan’, tapi ternyata ada banyak sekali istilah untuk mendeskripsikan cuaca.”
Mencoba untuk mendeskripsikan Song Kang dalam istilah cuaca, pewawancara membagi bahwa sang aktor seperti komet, yang artinya dia muncul tiba-tiba. Song Kang merespon, “Wow, terima kasih. Tapi aku tidak yakin ekspresi itu benar. Orang-orang di sekitarku juga bilang begitu, tapi aku yakin aku sudah berjalan jauh. Dulu aku juga sering gagal saat audisi dan berpikir, ‘Kenapa?’ dan hasilnya aku rajin membaca surat kabar. Tapi, aku juga suka kalau ada orang yang berkata seperti itu. Terlalu bagus untukku.”
Ia kemudian menjelaskan sedikit tentang surat kabar, “Sepertinya semua orang berlatih seperti itu. Jadi aku mencobanya. Aku menyalakan perekam suara dan membaca seluruh surat kabar selama seminggu lebih.”
Song Kang juga membahas tentang perasaan sedih di awal kariernya karena ia tidak memahami istilah yang digunakan di lokasi syuting. Untuk mengatasi ini, Song Kang membagi bahwa dirinya berusaha keras untuk segera familiar dengan istilah-istilah itu. Ia menjelaskan, “Bahkan saat aku tidak sedang syuting, aku masih datang ke lokasi dan menonton. Itu saat aku syuting ‘The Liar and His Lover’, dan aku datang ke lokasi bersama manajerku untuk menyaksikan bagaimana mereka syuting. Awalnya, aku menonton dari jauh, tapi kemudian sutradara memanggilku dan berkata, ‘Kau tidak bisa hanya menonton dari sana, kau harus melihat bagaimana mereka berakting dari monitor’. Aku juga belajar banyak saat itu. Sepertinya aku hanya menangani semuanya secara langsung, tidak peduli apa itu. Walaupun aku masih belum tahu banyak, akhirnya aku jadi lebih familiar.”
Pewawancara menyebutkan bahwa Song Kang lebih mirip dengan karakternya di “Navillera” atau “Sweet Home” yang bertolak belakang dengan karakter di “Nevertheless” dan “Love Alarm”. Ia kemudian merespon, “Benarkah? Aku selalu punya banyak yang ingin aku sampaikan di pikiranku, tapi aku selalu khawatir bagaimana menyampaikannya. Itulah mengapa saat aku berargumen dengan seseorang, aku selalu ingin berkata banyak tapi tidak bisa. Ada kalanya aku juga punya banyak yang ingin aku sampaikan, tapi aku tidak tahu bagaimana mengungkapkannya jadi aku hanya diam saja.”
Song Kang menambahkan bahwa ia adalah tipe orang yang berusaha untuk menghindari konflik, “Aku membiarkan semuanya mengalir. Aku hidup hanya mengikuti arus. Tapi aku suka. Bahkan jika aku stres, aku cepat lupa. Aku juga melupakan semua kata yang menyakitiku. Sama seperti komentar-komentar yang baik untuk didengar. Tapi tentu saja aku selalu mendengar nasihat dari orang lain. Aku tipe orang yang membiarkan kata-kata baik atau menyakitkan mengalir begitu saja.”
Dalam banyak wawancaranya, Song Kang menjelaskan bagaimana dirinya suka membuat tulisan kecil. Belakangan ini, ia membagi bahwa dirinya menuliskan pengalaman seru yang ia rasakan. Sang aktor berkata, “Hal-hal seperti, ‘Emosiku sangat menarik. Ketika aku sedang syuting adegan marah, dari titik tertentu dan seterusnya, tangan dan tubuhku gemetar.’ Aku mulai berpikir bahwa aku merasakan banyak emosi saat akting yang belum pernah aku rasakan di kehidupan sehari-hari. Karena bahkan jika aku tidak seperti itu, aku harus melakukannya seperti dalam naskah. Ketika aku terus melakukan itu, ada saat-saat ketika emosi yang menarik muncul dalam kehidupan nyata. Ini berbeda dari sekadar akting. Mulutku bergetar, dan tangan serta kakiku mulai gemetar… Aku menulis hal-hal seperti ini. Dengan tanggal dan waktu jug.”
Terakhir, Song Kang ditanya tentang apa yang ingin ia capai. Ia menjawab, “Sekarang, aku tidak memutuskan titik tertentu untuk diperjuangkan. Jika aku menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapainya, tetapi tidak berhasil seperti yang aku inginkan, aku cenderung menjadi sangat tertekan. Daripada itu, aku mengubah arah untuk mencoba menikmati setiap momen. Jika filosofiku di masa lalu adalah ‘Kamu harus bekerja keras apa pun yang terjadi’, sekarang berubah menjadi ‘Nikmati apa yang kamu lakukan dan rasakan bahagia’.”