Soojin (G)I-DLE Bagikan Pernyataan Mendetail Terkait Tuduhan ‘Bullying’, Agensi Ambil Jalur Hukum

by

Pada 19 Maret, Soojin (G)I-DLE merilis pernyataan mendetail dengan menanggapi langsung 10 tuduhan bahwa dirinya dulu adalah pelaku kekerasan di sekolah.

Pada 20 Februari, Soojin dituduh sebagai pelaku bullying oleh terduga korban (“B”) dan kakak terduga korban. Cube membantah klaim tersebut dan berkata bahwa Soojin hanya pernah beradu argumen dengan terduga korban, tidak melibatkan kekerasan. Pada 22 Februari, Soojin memposting di fan café untuk menanggapi tuduhan ini, termasuk melakukan perundungan terhadap aktris Seo Shin Ae. Dalam postingan tersebut, Soojin menuliskan bahwa meskipun memang ia pernah beberapa kali merokok saat masih sekolah, namun ia tak pernah melakukan kekerasan, mengambil barang orang lain, atau mengucilkan teman-temannya. Ia menambahkan bahwa dirinya sama sekali tak pernah berbicara dengan Seo Shin Ae saat masih sekolah.

Pada 4 Maret, Cube mengumumkan bahwa Soojin akan hiatus dari aktivitas, serta akan mengambil tindakan hukum terhadap penyebar rumor tidak benar dan penulis komentar-komentar jahat. Pada 17 Maret, Cube merilis pernyataan lainnya membantah klaim yang diberikan oknum lain yang mengaku sebagai teman sekelas Soojin.

Berikut pernyataan terbaru yang diberikan oleh Soojin pada 19 Maret:

“No. 1-6 adalah responku terhadap klaim yang dibuat oleh penuduh pertama (“B”) dan kakaknya.

1. Alasan aku tahu siapa “B”

  • Lama sejak kakak B menuliskan postingan, aku tahu dari teman sekelasku dulu bahwa B mencari-cari foto lamaku.
  • Di sekolah, kami berteman dekat sebentar, jadi aku masih ingat nama kakak B. Saat pertama kali dia membuat postingan, aku bisa menebak dia siapa dari ID pengguna.
  • Aku akan menegaskan bahwa aku tahu B bukan karena aku merundungnya.

2. Retraksi trombositopenia

  • Dalam postingan pertama, dia bilang bahwa korban mengidap trombositopenia (rendahnya trombosit dalam darah) karena tekanan yang aku berikan dan dia menghabiskan banyak waktu di rumah sakit.
  • Tapi saat kakak B bertemu dengan perwakilan agensi, dia bilang bahwa trombositopenia sudah diidap sejak tahun ketiga sekolah, jauh sebelum terjadinya tuduhan bullying yang disebutkan dalam postingan. Ia juga berkata bahwa dugaan kekerasan tidak menyebabkan penyakit tersebut.
  • Setelah berdiskusi langsung, B dan sang kakak mengubah pernyataan mereka menjadi lebih ambigu dan berkata bahwa meski dugaan kekerasan tidak menyebabkan penyakit, namun sepertinya memberikan dampak the face-to-face discussion, B and.
  • Karena ini sepertinya tak lagi menjadi pernyataan yang jelas dari korban, perihal trombositopenia dihapus sepenuhnya.

3. Argumen di telepon

  • Pertama, saat aku bertemu langsung dengan B, aku meminta maaf berkali-kali karena mengucapkan kata-kata umpatan beberapa kali saat berargumen di telepon dengannya. Tapi aku tidak ingat dengan dugaan jus. Di pernyataan pertamaku, aku menulis bahwa meskipun aku ingat telepon itu, tapi aku tidak ingat tentang insiden jus, yang dideskripsikan dengan detail. Aku mengerti bahwa ini akan berakhir membingungkan kepada semua yang membaca pernyataanku, dan aku bertanggung jawab akan hal itu.
  • Ini apa yang aku ingat tentang panggilan telepon. B dan aku berjanji untuk bertemu saat itu, dan aku menunggu B di sebuah tempat yang sudah dijanjikan. Lama aku menunggu B tidak datang, dan saat aku meneleponnya, B tiba-tiba bilang dia tidak bisa datang. Karena ini bukan kali pertama dia membatalkan pertemuan setelah berjanji, kemudian aku marah dan mengumpat kepadanya di telepon. Telepon itu hanya antara aku dan B saja, tidak ada teman lain yang terlibat. Sudah jelas itu salahku karena aku marah dan berbicara dengan buruk, tapi tidak benar aku marah kepada B karena aku merundungnya. Saat aku mengumpat kepadanya, B memberikan telepon kepada kakaknya. Kakak B saat itu sudah dewasa, dan dia memarahiku karena mengumpat saat masih duduk di bangku SMP. Aku kemudian meminta maaf dan menutup telepon. Sang kakak tidak membahas perihal insiden jus di telepon, dan aku tidak berkesempatan sama sekali untuk menjelaskan alasan aku dan B berargumen. B berkata dia mendapatkan uang dari kakaknya untuk diberikan kepadaku, tapi aku sama sekali tidak pernah menerima uang dari B. Setelah telepon itu, B dan aku jadi menjauh.
  • Aku tidak pernah merundung B, melakukan kekerasan kepadanya, atau mencuri barang-barangnya. Aku tidak pernah merundung siapa pun lebih dari apa yang aku jelaskan di atas.
  • Saat aku bertemu dengan B, aku bilang bahwa kakak B juga mengumpat kepadaku di telepon. Awalnya, B bilang bahwa kakaknya tidak melakukannya, meskipun dia ada di sana, tapi kemudian dia mengubah pernyataan yang tampak seperti mengonfirmasi apa yang aku katakan. Lewat live Instagram malam itu, kakak B tampak mengingat semua yang ia katakan dan mengakui bahwa dia tak hanya memarahiku lewat telepon.

4. Tentang omelan saat kelas olahraga

  • Menurut kakak B, B tertawa saat kelas olahraga ketika seorang siswa bernama “Oh” salah memanggil “Kim” dengan nama yang berbeda yakni “Nam”. Menurut kakak B, Oh datang mengadu kepadaku, dan aku memarahi B di depan banyak orang di depan kamar mandi.
  • Oh dan aku hanya teman sekelas biasa, dan Oh tak pernah mengadu kepadaku seperti yang disebutkan. Saat itu aku bertanya kepada Oh dan hanya ada satu guru olahraga saat kejadian. Saat kelas satu SMP, Oh dan Kim tidak sekelas dan tidak bisa di pelajaran bersamaan. Tidak mungkin seseorang bisa memanggil nama anak lain di kelas lain saat jam pelajaran.
  • Menurut B, ini terjadi di depan banyak orang, jadi aku bertanya kepada semua teman sekelas yang aku masih memiliki kontaknya, tapi tidak ada yang mengonfirmasi apa yang dikatakan oleh B.
  • Teman-temanku dan aku menyatakan bahwa ini tidak pernah terjadi dan bukan sesuatu yang semestinya terjadi.

5. Tentang DM dan rapat komite kekerasan sekolah yang disebutkan sebagai barang bukti

  • Memang benar ibuku pernah dipanggil ke sekolah dalam rapat komite kekerasan sekolah. Tapi aku dipanggil karena sesuatu yang tidak berhubungan denganku. Aku ingat ibuku menangis saat keluar dari ruang rapat. Dia tak pernah kurang ajar dalam berbicara atau sopan santun. Guru kemudian menggelar pertemuan tertutup dengan teman-teman sekelasku dan terungkap kalau aku tidak pernah melakukan kesalahan.
  • Kau bilang aku pernah dipanggil oleh komite kekerasan sekolah?
  • Seperti yang aku katakan tadi, komite kekerasan sekolah adalah untuk kasus yang mana terungkap bahwa aku dituduh melakukan hal yang tidak benar. Aku dijebak melakukan hal yang tidak aku lakukan dan ibuku dipanggil ke sekolah. Jadi apakah itu bisa dibilang aku mengakui bahwa aku dipanggil oleh komite kekerasan sekolah?
  • Dalam pertemuan kami, aku berbicara dengan B tentang komite kekerasan sekolah. Komite itu tidak digelar terbuka, jadi aku menjelaskan situasi yang terjadi kepadanya secara mendetail. Tidak ada jawaban, dan setelah lama sekali diam, dia bilang dia tidak tahu apa-apa tentang ibuku. Dia memposting sesuatu yang bahkan tidak tahu detailnya dan bahkan membawa-bawa keluargaku.
  • Bahkan setelah aku menjelaskan kepada B bahwa aku tidak pernah dinyatakan bersalah sebagai pelaku kekerasan sekolah oleh komite, yang pertemuannya digelar tertutup, dia mengeluarkan hampir semua yang aku katakan dan hanya memposting bahwa aku mengaku kalau bertemu dengan komite.
  • Meskipun ada rekaman, meskipun dia bilang dalam wawancara bersama wartawan kalau aku tidak mengakui apa pun dalam pertemuan kami, dia kemudian menyebarkan bahwa aku mengaku kalau aku dipanggil oleh komite beberapa hari kemudian.

6. Alasan pertemuan pertama dilakukan oleh perwakilan

  • Setelah kakak B pertama mengunggah postingan, agensi mengirimkan DM meminta untuk bertemu. Tetapi kakak B berkata bahwa B merasa tidak nyaman dan menolak untuk bertemu. Agensi menghargai keinginannya dan menyarankan agar mereka bertemu lewat perwakilan saja. Aku juga ingin bertemu langsung dengan B, tapi melalui DM B berkata kalau ia merasa tidak nyaman, jadi aku menghargai keinginannya. Itulah mengapa pertemuan pertama diwakili, bukan karena aku menolak untuk bertemu.
  • Dalam pertemuan pertama kami, B bahkan mengakui bahwa aku lah yang pertama meminta untuk bertemu.

No. 7 hingga akhir menanggapi berbagai tuduhan di dunia maya.

7. Teman yang menari denganku di wisuda kami

  • Aku ingat berteman dengan orang ini sejak kelas tiga sampai wisuda. Setelah lulus, kami hilang kontak. Kami tidak pernah main bersama di sekolah, tapi aku ingat pernah sekali nongkrong bersama sepulang sekolah. Aku bahkan ingat kondisi keluarganya, jadi aku pernah berpikir kami dekat.
  • Tidak benar aku memanggil orang ini ke rumahku dua hari sebelum wisuda dengan alasan makan bersama agar bisa mengingat koreografi bersamaku. Kami latihan bersama di rumahku selama satu setengah bulan sebelum kelulusan. Ayahku juga ingat dia, dan bahkan ingat kalau pernah suatu waktu saat kami latihan, tetangga apartemen di bawah kami mengeluh karena berisik.
  • Kami saling bertukar lagu beberapa bulan lewat surel dan aku masih punya surelnya sebagai bukti.

8. Tentang postingan Instagram aktris Seo Shin Ae

  • Seperti yang aku tuliskan dalam pernyataan pertama, aku tidak pernah berbicara dengan aktris Seo Shin Ae saat di sekolah. Sebelum ada masalah ini, aku tidak tahu dia di kelas berapa.
  • Aku tidak pernah melakukan hal seperti meletakkan rokok di bangkunya atau mencuri surat kelulusannya.
  • Aku tidak tahu apa-apa tentang Seo Shin Ae dan ini kali pertama aku mendengar rumor seperti ini tentang dia dan aku. Aku tidak pernah merundung ataupun mengumpat di belakangnya.
  • Setiap kali aku merilis pernyataan baru, Seo Shin Ae memposting di waktu yang hampir bersamaan, jadi banyak orang banyak menyangka kalau aku merundungnya.
  • Agensiku telah menghubungi lewat agensinya, tapi belum ada respon.
  • Aku tidak bersalah, jadi aku dengan tegas meminta Seo Shin Ae untuk merilis pernyataan yang jelas terkait hal ini.

9. Tentang mantel tebal

  • Karena ini juga kejadian yang tidak pernah terjadi, aku tidak yakin bagaimana menjelaskannya. Tapi aku bisa menjelaskan alasan bahwa klaim orang yang menuduh sulit untuk dipercaya.
  • Tidak benar aku merundung orang ini saat kami kelas satu dengan menampar pipinya atau mencoret-coret mantel tebalnya dengan spidol.
  • Orang ini menulis bahwa aku pernah merundungnya, dan ada teman yang menjadi saksi mata kejadian itu dan membantunya. Aku bertanya langsung kepada teman ini dan dia bilang tidak ingat sama sekali.
  • Saat netizen meminta barang bukti mantel yang telah dicoret-coret, dia bilang sudah menjualnya. Dia bilang sudah menjualnya di waktu dugaan perundungan terjadi. Itu artinya sudah hampir 10 tahun yang lalu. Orang-orang meminta penjual untuk mengambil foto mantel itu, yang sepertinya bekas spidol belum dihapus saat itu. Tapi pembeli merespon bahwa bekas spidol sudah terhapus saat mantel itu dicuci. Itu menandakan bahwa spidol dari 10 tahun lalu dengan mudah bisa terhapus saat dicuci. Sulit untuk percaya bahwa seseorang hanya membiarkan bekas spidol yang seperti dugaan yang aku lakukan 10 tahun yang lalu.
  • Tidak disebutkan di iklan mana pun bahwa mantel bekas itu telah rusak. Bahkan dalam percakapan (antara penjual dan pembeli) sama sekali tidak menyebutkan tentang kerusakan. Sudah menjadi standar kalau ada kerusakan pasti disebutkan di iklan, dan foto area yang rusak juga ditunjukkan kepada pembeli. Tidak masuk akal penjual akan kembali mengontak pembeli tanpa ada foto sama sekali.
  • Informasi tentang mantel yang diunggah di situs barang bekas menunjukkan bahwa itu bukan mantel yang ada saat aku SMP. Penuduh menjelaskan bahwa dia mengunggah informasi yang salah, berpikir bahwa itu produk yang sama. Tapi saat orang menjelaskan bagaimana memeriksa tanggal pembuatan mantel dan meminta informasinya, dia tidak merespon.
  • Saat penuduh pertama kali membagikan postingan tentang mantel, penuduh berkata bahwa dia di kelas 3.2 dan aku di kelas 3.1. Penuduh mengklaim bahwa kelas 3.1 penuh dengan anak pencari masalah dan wali kelasnya adalah dekan siswa. Tapi saat aku kelas 3.2, wali kelasku adalah guru bahasa Inggris. Selain itu, kelas 3.1 bukan kelasnya anak pembuat masalah. Penuduh juga mengubah pernyataannya beberapa kali bahwa dia tidak yakin dia ada di kelas 3.2 atau 3.5 saat SMP.
  • Penuduh mengklaim bahwa aku sering datang ke kelasnya karena aku punya teman di kelas itu, tapi saat aku kelas tiga SMP, semua teman dekatku sekelas denganku, jadi aku jarang berkunjung ke kelas lain.
  • Saat kelas tiga SMP, kelas 3.1 dan 3.2 ada di lantai yang sama dan kelas lainnya ada di lantai atas. Jika penuduh ada di kelas 3.2 dan aku di 3.1, tidak mungkin dia bilang aku sering “naik” ke kelasnya. Semua yang dia bilang tidak benar.

10. Lainnya

  • Tidak benar aku pernah menyuruh orang saling menampar, mencuri uang atau barang mereka, atau mengirim pesan untuk mengucilkan seseorang.
  • Aku tidak bisa memberikan pernyataan tentang hal yang tidak terjadi. Aku tidak pernah terlibat hal-hal seperti itu saat aku sekolah.

Alih-alih membuat orang emosi, jelaskan kenyataan tanpa adanya distorsi. Kenyataan bahwa butuh waktu lama untuk memberikan pernyataan bukan berarti aku bersalah. Aku butuh waktu untuk menjelaskan detail, karena aku tahu sebuah kata dariku akan memberikan dampak besar bagi orang lain.

Saat memberikan pernyataan pertamaku, hujan rumor dan postingan yang dibuat oleh seorang aktris langsung membuatku dicap sebagai seorang “perundung” di mata publik. Dalam situasi saat aku memberikan pernyataan secepat mungkin, ketidaksesuaian dalam pernyataan itu akhirnya menimbulkan banyak kesalahpahaman, jadi aku harus lebih hati-hati dengan pernyataanku selanjutnya. Namun, tidak ada pernyataan yang aku katakan tidak benar.

Aku tahu mungkin akan menjadi sebuah hal yang buruk jika seorang idol wanita merokok saat masih sekolah, tapi aku mengakuinya karena aku ingin jujur. Karena penasaran, aku pernah merokok satu atau dua kali saat sekolah, tapi aku menyadari hal itu salah. Aku bertanggung jawab atas hal ini dan sungguh meminta maaf.

Kami akan mengumpulkan bukti dan mengambil tindakan hukum kepada semua yang menyebarkan rumor tidak benar dan mereka akan dinilai oleh hukum. Jika ternyata aku melakukan sesuatu yang salah, kemudian tentu saja aku akan menerima hukuman dan keluar dari grup. Namun, kebenaran tentang apa yang tidak aku lakukan akan muncul ke permukaan.

Sekali lagi, aku sungguh ingin meminta maaf karena telah membuat keributan tentang hal ini. Aku akan terus jujur tentang masalah ini hingga akhir. Terima kasih.”

Cube Entertainment juga merilis pernyataan pada 19 Maret:

Halo, ini Cube Entertainment.

Berikut adalah pernyataan terakhir agensi perihal masa sekolah Soojin (G)I-DLE.

Pada 19 Maret, kami melayangkan laporan kepada semua yang menyebarkan rumor tidak benar dan komentar jahat, termasuk penuduh pertama, di kantor polisi Gangnam.

Kami telah mengirimkan barang bukti yang telah dikumpulkan oleh agensi tentang klaim tidak benar ini. Melalui investigasi ketat, kami yakin kebenaran akan terungkap. Kami juga akan mengajukan tuntutan hukum perdata tanpa keringanan hukuman untuk membuat orang-orang ini bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan.

Kami berniat untuk terus mengambil tindakan hukum kepada semua penyebar rumor tidak benar dan serangan pribadi dengan tujuan buruk.

Loading…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *