Ibu Lee Chi Hoon “Ulzzang Generation” Bantah Anaknya Meninggal Karena COVID-19

by

Ibu dari Lee Chi Hoon, yang merupakan anggota dari “Ulzzang Generation” meninggal pada 19 Maret, dan beliau telah membuka diri untuk membantah rumor tentang kematian putranya.

Pada 30 Maret, ibu Lee Chi Hoon berbagi melalui akun media sosialnya untuk membahas tentang kesehatan putranya selama minggu menjelang kematiannya.

Banyak rumor yang menyatakan bahwa putranya adalah anggota Shincheonji, sebuah sekte fundamentalis Kristen di Korea yang telah dilaporkan sebagai yang paling bertanggung jawab atas pecahnya COVID-19 di Daegu, atau bahwa putranya telah meninggal karena COVID-19.

Dia berbagi tentang hal yang harus dia katakan berulang kali kepada orang-orang tentang putranya seperti, “Dia bukan anggota Shincheonji. Dia tidak bepergian ke luar negeri. Dia tidak pernah pergi ke Daegu.

Dia meninggalkan rumah kira-kira dua kali dalam sebulan terakhir, dan terakhir kali dia meninggalkan rumah adalah dua minggu yang lalu.

Anakku tidak memiliki COVID-19. Bukti yang aku miliki adalah bahwa aku, yang bersamanya 24 jam sehari, benar-benar bebas dari virus.”

Beliau kemudian melanjutkan, “Aku harus mengatakan kata-kata ini berkali-kali sehingga hanya memikirkannya saja membuat tubuhku gemetar ketakutan. Sangat menyakitkan berbicara tentang minggu yang memilukan yang dialami putraku, terutama kepada kenalannya yang bertanya dan ingin tahu apa yang terjadi, jadi aku berbagi di sini. ”

Ibu Lee Chi Hoon menjelaskan bahwa pada 10 Maret, putranya didiagnosis menderita limfadenitis oleh seorang ahli THT. Pada 14 Maret, ia mulai merasakan sakit di tubuhnya sehingga ia dites untuk influenza dan mereka menjadwalkan kunjungan ke dokter pada hari Senin berikutnya untuk mendapatkan suntikan intravena.

Ibu Lee Chi Hoon mengatakan, “Pada 17 Maret, putraku mengunjungi pusat kesehatan untuk dites COVID-19. Dalam perjalanan pulang, suhu tubuhnya turun dan dia kehilangan fokus di matanya. Karena takut, kami menghubungi 911 layanan darurat.”

“Anakku dirawat di rumah sakit di ruang yang terisolasi dan para dokter mendiagnosisnya dengan ensefalitis virus. Pusat kesehatan memberi tahu kami pada 18 Maret bahwa ia telah dites negatif COVID-19, dan ia dipindahkan ke ruang pusat darurat biasa, tetapi ia meninggal pada 19 Maret.”

Dia mengakhiri pernyataannya dengan mengatakan, “Penyebab kematiannya telah dicatat sebagai ‘ensefalitis yang disebabkan oleh septikemia.’ Saya tidak tahu. Apakah ini mimpi atau kehidupan nyata, atau mungkin saya sedang mengalami hipnosis, saya hanya berharap ini adalah mimpi dimana aku bisa bangun dengan cepat.”

Loading…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *