BTS Bersiap Comeback dengan Rilis Buku Harian Terbaru “The Most Beautiful Moment in Life”

by

BTS kembali memberikan teaser jelang comeback dengan menuliskan buku harian terbaru untuk saga “The Most Beautiful Moment in Life: The Notes”.

“The Most Beautiful Moment in Life” merupakan judul dari rilisan BTS selanjutnya, yang berisi dua buah album mini dan sebuah album kompilasi berjudul “Young Forever”. Jalan cerita masih berlanjut melalui rilisan BTS di era baru mereka.

Jelang perilisan album repackage “Love Yourself: Answer”, sebuah masukan baru untuk “The Most Beautiful Moment in Life: The Notes” dirilis pada 7 Agustus. Kali ini karakter Jin yang menuliskannya, dan kembali mengingat tentang apa yang terjadi saat mereka kembali ke masa di saat kisah pertama kali dimulai.

Baca buku harian terbaru mereka berikut ini:

“Seokjin

“3 Agustus Tahun 22

“Aku membuka pintu ruang kelas dan masuk ke dalam. Di malam saat musim panas, terasa aroma jamur dan debu berpadu bersama dengan udara yang hangat. Beberapa adegan muncul di ingatanku. Sepatu kepala sekolah yang berkilauan, ekspresi wajah Namjoon saat berdiri di depan pintu, hari terakhir saat aku berpaling dari Hoseok dan kembali sendiri. Tiba-tiba kepalaku sakit dan aku merasa merinding. Aku merasakan emosi yang rumit seperti rasa sakit, yang bisa disebut sebagai gangguan atau ketakutan. Tanda-tanda yang aku rasakan dengan badan dan jantungku terasa jelas. Aku harus meninggalkan tempat ini.

“Taehyung memegang tanganku, mungkin karena dia tahu ekspresi wajahku. Hyung. Coba sedikit lagi. Coba ingat apa yang terjadi di sini. Aku menyingkirkan tangan Taehyung dan berbalik. Kami telah berkeliling di udara yang panas terik selama beberapa jam. Aku sangat lelah. Yang lain menatapku meskipun tak tahu apa yang harus mereka katakan. Kenangan. Kenangan yang disebutkan oleh Taehyung  hanyalah omong kosong buatku. Berkata bahwa aku melakukannya, berkata bahwa itu terjadi kepadaku, berkata bahwa kami melakukannya bersama. Semua memang mungkin. Semua terasa seperti benar terjadi. Tetapi kenangan bukan tentang pemahaman atau penerimaan. Ini bukan tentang sebuah pengalaman yang kalian dengar atau pahami. Ini harus benar-benar berakar di hati, pikiran, dan jiwamu. Tetapi bagiku, satu-satunya kenangan di tempat itu adalah hal-hal yang buruk. Hal-hal yang menyakitiku, yang membuatku ingin pergi.

“Sebuah pertentangan terjadi antara aku dan Taehyung, karena aku ingin kembali dan Taehyung mencoba untuk menghentikanku. Tetapi kami berdua lelah. Memukul, menghindar, dan menahan terasa lambat dan berat, seperti terjadi di sebuah cairan yang lengket dan hangat. Dalam sekejap, kaki kami terjerat. Aku bertanya-tanya apakah bahuku tertabrak dinding, dan selanjutnya aku kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

“Awalnya, aku tak tahu apa yang terjadi. Karena debu yang tebal, aku tak bisa membuka mata ataupun bernapas. Aku mulai terbatuk. Apakah kau baik-baik saja? Saat seseorang berbicara, aku menyadari aku terjatuh ke lantai. Saat terbangun, aku menyadari bahwa benda yang kukira adalah dinding telah rubuh. Di balik dinding ada sebuah tempat yang amat luas. Mulanya, tidak ada yang bergerak. Tidak mungkin. Kami menghabiskan banyak waktu di sana. Kata seseorang. Tidak ada yang bisa membanyangkan bahwa ruang tersebut ada di balik dinding. Tetapi apakah itu? Saat debu-debu tenang, kami melihat ada sebuah lemari.

“Namjoon membuka pintu lemari tersebut. Aku bergerak maju. Ada sebuah buku catatan di dalamnya. Namjoon mengambilnya dan membuka halaman pertama. Napasku terhenti sejenak. Di halaman pertama buku yang tampak sudah using, tertulis nama yang tidak kuduga. Nama ayahku. Namjoon tampak membalik ke halaman selanjutnya, namun aku mengambilnya. Namjoon menatapku terkejut, tetapi aku tak peduli. Aku membalik-balik halamannya. Di antara jemariku, buku tersebut tampak sudah akan hancur.

“Yang tertulis dengan tulisan tangan ayahku di buku itu adalah buku harian tentang apa yang ia lakukan bersama teman-temannya saat SMA. Bukan apa yang terjadi setiap hari. Beberapa bulan terlewat, dan ada halaman yang tak terbaca karena tertutup apa yang seperti noda darah. Tetapi aku tahu. Bahwa ayahku melalui hal yang sama denganku. Ia melakukan kesalahan sama sepertiku, dan berlari berlari mencoba untuk menebusnya.

“Hal-hal yang tertulis di buku harian ayahku adalah catatan kegagalan. Di akhir, ayahku menyerah dan gagal. Ia telah melupakan, menghentikan, dan menghindarinya. Ia membuat teman-temannya kecewa. Di halaman terakhir ada tanggal tertulis, hanya noda tinta yang tampak sedikit belepotan. Noda itu terlihat hingga di halaman kosong setelahnya, setelahnya, hingga ke halaman paling akhir. Noda itu menunjukkan kegagalan ayahku dengan jelas.

“Aku tak yakin seberapa banyak waktu berlalu, semua terasa samar. Saat angin yang lewat melalui jendela terasa dingin, rasanya seperti waktu tergelap di hari itu, sesaat sebelum matahari terbit. Namjoon dan yang lain tertidur di lantai. Aku menatap ke arah dinding. Aku melihat nama ayahku di dinding. Di bawahnya ada sebuah kalimat. Semuanya dimulai di sini.

“Aku merasakan sesuatu di ujung jariku saat aku menutup buku. Ada huruf-huruf yang samar di atas noda tinta. Aku merasakan sesuatu yang berkabut dari luar jendela. Sepertinya matahari sudah akan terbit. Tetapi malam masih belum berakhir. Ini bukan malam, bukan fajar. Di perpaduan antara kegelapan dan cahaya yang kabur, huruf-huruf muncul di antara garis di noda berwarna hitam pekat.

“Buku catatan tersebut memiliki kenangan yang lebih dari sekedar catatan. Di atas huruf-huruf tersebut, di antara garis dan kekosongan, ada hal yang memang sengaja dilupakan oleh ayahku, hal-hal yang ia putuskan untuk tidak diingat. Tanda tersebut masih ada di sana setelah warnanya luntur. Di bawah jari-jariku, ada pusaran air tentang apa yang telah dilewati dan ketakutan yang dialami oleh ayahku, keputusasaan yang tak terkita dan harapan yang samar. Peta tentang jiwa yang terluka milik ayahku tertanam dalam buku itu.

“Aku menangis sesaat setelah menutup buku it. Setelah duduk diam beberapa waktu, aku mengangkat kepala, dan teman-temanku masih tidur. Aku menatap mereka satu persatu. Aku tak tahu apakah mungkin kita harus kembali ke tempat ini. Bagi kami, semua dimulai di sini. Kami belajar tentang arti melakukan ini bersama dan rasa bahagia dengan tertawa bersama. Kesalahan pertamaku yang tak pernah aku ungkap secara lantang, tetap ada seperti sebuah luka.

“Aku membayangkan jika ini bukan sebuah kebetulan. Mungkin di akhir aku harus tiba di sini. Ini hanyalah satu-satunya cara bagiku untuk mencari arti dari setiap kesalahan yang aku perbuat, dan rasa sakit serta derita yang terjadi karenanya, dan bagiku untuk paling tidak melakukan langkah pertama untuk mencari peta dari jiwaku.”

Album repackage “Love Yourself: Answer” dijadwalkan rilis pada 24 Agustus mendatang.

Source: soompi

Indotrans: anisrina

Loading…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *